Translate

March 8, 2007

Hari ini ringan..

Terima kasih Papa.. dah mau dengar curhat menantumu ini.. Udah mau mengangguk mendengar semua mimpi dan harapanku. Udah mau mengaminkan agar semua yang aku lakukan diberi kemudahan.. dan mengharapkan agar langkahku pun menjadi ringan..

Terima kasih Papa.. udah mau menunjuki menantumu ini.. Udah mau berbagi apa yang aku tak tahu.. Udah mau menyadarkan aku akan arti kata "Sabar" dan "Ikhlas". Udah ikut miris mendengar semua pengakuanku.. dan aku tahu satu do'a pasti kau ucapkan dalam hatimu.. semoga aku bisa menjadi seperti yang engkau harapkan..

Hari ini.. sungguh hatiku menjadi ringan. Saat kau berkata bahwa saat itu bayanganku seakan melintas terus.. berjalan hilir mudik didepan matamu, seakan-akan aku datang menjumpaimu waktu itu. Seperti saat aku akui, aku gundah.. dan tak tahu kepada siapa aku bisa mengadu.. Kau pun merasakannya.. Dengan serak.. aku akui, Tak bisa mulutku berujar.. mengadu.. mencurahkan semua isi hatiku, bahkan tidak juga pada suamiku sendiri.. tapi melihat apa yang tak bisa aku katakan.. Kau mengangguk.. Kau mengerti..

Kau terdiam.. waktu aku katakan.. cita-citaku tak banyak..
Aku mungkin telah gagal jadi anak.. tak banyak yang bisa aku lakukan untuk membahagiakan kedua orangtuaku.. yang telah banyak berkorban untukku.. Tapi sungguh.. aku masih berharap aku bisa menjadi istri yang baik.. Kau mengangguk.. Dan aku katakan aku juga ingin menjadi menantu yang baik juga.. Ibu yang baik jika nanti aku dipercayai memiliki anak.. Sekali lagi kau mengangguk.. Lihatlah.. betapa sederhananya cita-citaku..

Semoga Papa bisa mengunjungi kami lagi nanti ya..
Atau kami yang mengunjungi Papa dan Mama..

Hm.. dari cerita Papa tentang Mama.. dapat aku melihat.. betapa sungguh Papa begitu mencintai Mama.. "Mama memang keras Lan.. tapi juga cengeng.." Aku tersenyum.. "Dan Mama.. pengen sekali menjumpai kalian.. Kapan yaa... "
Duh.. bukan tak rindu sama Mama.. Pengen malah ke Medan cuma warnet siapa yang jaga.. Sedang sekarang lagi kritis-kritisnya.. Banyak sekali yang dibutuhkan..

Jangan ceritakan hal yang sedih ke Mama ya Pa.. ceritakan hal yang bagus-bagus saja tentang kami.. agar Mama gak sedih dan banyak pikiran.. Lihatlah.. toh kita semua disini tak kesusahan.. Kita sabar.. Kita yakin kita bisa bertahan dengan semua kekurangan ini.. Papa lagi-lagi mengangguk..

Aku bangga sama Papa dan Mama mertuaku. Mereka orang-orang terbaik yang pernah aku kenal. Sungguh.. aku setuju dengan hidup sederhana yang mereka anut. Kita tak perlu yang berlebihan.. asal hidup tenang, aman, dan masih bisa tersenyum..

Dulu aku kira aku yang naif.. Memandang hidup hanya seperlunya.. Seakan bercita-cita rendah.. tidak.. Bukan begitu.. Jika memang ditakdirkan tinggi pun cita-cita dan aku bisa menggapainya.. sungguh.. aku pasti tetap memilih jadi seorang yang sederhana..

Yang sabar ya Nak.. memang begini hidup. Dari bekerja di hotel, tak ada pegang kompor minyak.. sampai sekarang begini.. Sabar hadapi.. Ikhlas menjalani.. Allah juga tak sia-sia.. Duh Papa.. hampir sana menantumu ini menangis mendengarnya.. tapi.. aku kan telah berjanji, akan menjadi orang yang tak cengeng lagi..

Baik-baik Papa dan Mama.. Wulan do'akan sehat selalu..
Jika Papa ingatkan tadi.. Jangan pernah menangis kalau nanti suatu saat Papa meninggal.. Papa boleh kecewa.. Karena tadi Wulan tidak pernah berjanji untuk tidak menangis.. Semoga.. Papa bisa hidup lebih lama.. Jika nanti ada cucumu dari rahimku.. Aku ingin dia bisa mengenalmu dengan baik.. dan Engkau bisa menurunkan sifat-sifat sederhanamu padanya juga.. menceritakan semua kenanganmu padanya juga.. Dia akan bangga memiliki kakek dan nenek yang sangat luar biasa..

Pa.. jujur dari hati yang paling dalam..
Aku bangga padamu..

No comments: