Translate

February 4, 2007

Istri Matre Penyebab Suami Selingkuh

Sebagian besar suami punya bakat untuk selingkuh. Dan, sikap Anda sebagai istrinya jadi pendorong bakat itu berkembang. Benarkah?

Tak usah buru-buru menjawab tidak. Kenapa? Karena, sejumlah suami yang pernah selingkuh, menempatkan sikap istri mereka sebagai faktor pendorong utama hingga mereka tergelincir dalam perselingkuhan. Sebuah penelitian beberapa waktu lalu mencoba mencari tahu, sikap dan perilaku wanita seperti apa yang paling dibenci pria. Hasilnya, dua jawaban tertinggi: materialistis dan cerewet.

Uang, Uang, dan Uang
Banyak yang bilang, uang bukan segala-galanya. Tapi, ketika tak punya uang, orang mau jadi apa saja dan melakukan apa saja. Istilah ada uang Abang disayang, tak ada uang Abang ditendang, tentu saja jelasjelas mendiskreditkan wanita. Tapi, ya begitulah adanya. Suami yang tak mampu menghasilkan uang untuk keluarganya sudah pasti dikelompokkan sebagai suami yang tak bertanggung jawab. Dan, sudah jadi cerita umum bahwa istri jadi tidak respek, tidak hormat, dan tidak peduli pada suami yang tidak menghasilkan uang.

Di sejumlah rubrik konsultasi keluarga, bisa kita temukan suratsurat keluhan suami yang mengungkapkan bahwa kehidupan seks mereka sudah tidak sehat sejak karirnya anjlok. Juga, ada suami yang mengeluh istrinya tiba-tiba jadi dingin sejak ia di PHK. Sikap istri yang mendewakan uang dan mengukur segala sesuatunya dengan uang, jelas adanya, meski tak pernah diakui wanita secara terus-terang.

Atas dasar semua itulah para suami, sebagaimana penelitian di atas, membenci sikap wanita yang matre, yang mendewakan uang. Sebaliknya, yang tertanam dalam diri para suami adalah bahwa uang merupakan power yang sangat besar. Apalagi mereka menemukan kenyataan bahwa dirinya diukur dengan uang.

Maka, ketika mereka punya posisi bagus, punya uang lebih, dengan serta-merta mereka merasa bisa berbuat apa saja, termasuk selingkuh. Inilah yang muncul dari penelitian di atas. Sikap istri terhadap uang jadi faktor pendorong suami selingkuh. Memang, tak semua suami seperti itu. Juga, tak semua istri mendewakan uang. Tapi, mengingat pria sejak awalnya sudah punya bakat untuk selingkuh, maka sikap dan pemahaman akan uang dalam rumah tangga harus dipertimbangkan sebaik-baiknya. Jangan sampai punya banyak uang tapi suami terbang dengan wanita lain. Bahwa uang adalah kebutuhan utama, tentu tak ada yang bisa menyangkal. Namun, jika uang sudah mengalahkan kesetiaan, bisakah Anda menerimanya?

Ini-ini, Itu-itu
Sikap wanita yang juga dibenci pria adalah cerewet. Meskipun, banyak wanita yang berlindung dengan anggapan bahwa wanita cerewet itu wajar dan normal adanya. Anggapan ini mungkin tak sepenuhnya salah. Karena, banyak pria yang maklum dan enteng-enteng saja menanggapi kecerewetan wanita.

Namun, itu tidak bisa dijadikan alasan atau dasar untuk tetap mencereweti pria. Sebab, pada situasi tertentu atau pada masalah tertentu, kecerewetan Anda bisa jadi virus yang merusak suasana hatinya. Misalnya, Anda cerewet karena belakangan ini suami Anda banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Bisa jadi, ia akan meledak karena Anda dinilainya tidak bisa menghargai persahabatan mereka. Padahal, ia bisa jadi seperti yang sekarang karena jasa teman-temannya.

Atau, pada kali lain, Anda cerewet karena ia terlalu asyik dengan Internet di ruang kerjanya. Sampai-sampai Anda berpikir, ngapain pulang ke rumah kalau tiba di rumah terus kencan dengan komputer. Padahal, mungkin saja ia tengah diburu deadline karena ada proyek yang harus diselesaikannya. Bahwa ia belum bercerita pada Anda, mungkin karena ini masih dalam proses. Ia takut, sudah cerita banyak dan panjanglebar eh ternyata gagal.

Pria, jika dicerewetin hal-hal yang menurutnya tak patut dicerewetin, apalagi sampai berkali-kali, membuatnya merasa tak nyaman di rumah. Mungkin saja ia akan memilih tinggal lebih lama di kantor atau mencari tempat yang membuatnya tenang, bebas dari omelan dan ini-ini serta itu-itu. Jika Anda tak segera menyadarinya, jika Anda tak segera mengambil langkah-langkah preventif, situasi ini bisa bergulir tak terkendali.

Kehadiran wanita lain yang menenangkan hatinya, yang menyejukkan, dan yang tak membuatnya pusing tujuh keliling tentu bisa membuatnya tergelincir ke perselingkuhan. Kenapa? Karena, menurut penelitian di atas, pria benci sekali dengan sikap wanita yang cerewet. Jangan sampai kebenciannya memuncak pada Anda yang membuatnya terdorong untuk mencari wanita alternatif.

Yakin dan Optimis
Masalah dalam perkawinan selalu saja ada. Kunci suksesnya sebuah rumah tangga adalah bagaimana pasangan suami-istri menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul. Hal ini, menurut sejumlah peneliti perkawinan, sangat tergantung pada kepercayaan diri masing-masing pihak.

Mereka yang memiliki kepercayaan diri tinggi, cenderung bersikap ceria, terbuka, dan bertanggung jawab. Jadi, begitu ada masalah dalam perkawinan, mereka tidak serta-merta lari dari kenyataan. Misalnya, meninggalkan pasangannya, selingkuh, dan bercerai. Mereka justru akan berupaya dengan sekuat tenaga untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Pemakluman VS Tuntutan
Di awal perkawinan, ketika di sana-sini banyak kekurangan, justru kasih sayang suami istri jadi perekat yang kuat. Kekurangan suami relatif bisa dimaklumi istri karena hubungan baru berjalan belum lama, masih banyak hal yang belum diketahui. Demikian juga sebaliknya. Pemakluman ini tentu saja bisa terjadi karena adanya landasan kasih sayang yang kuat.

Tapi, kenapa kok makin lama usia perkawinan, makin sedikit hal yang bisa dimaklumi masing-masing? yang justru menonjol adalah unsur tuntutan. Suami menuntut istri agar begini dan begitu. Istri juga menuntut suami begana dan begono. Apakah ini pertanda kasih sayang di antara mereka sudah menipis?

Jawabannya: bisa iya, bisa juga tidak. Yang pasti, kalau sudah demikian, maka sudah saatnya Anda dengan pasangan mengevaluasi hubungan. Agar ada penyegaran, agar tumbuh kembali pemakluman, dan meredam semua tuntutan.

----------------------------
*ada yg nyeletuk dink.. "Gw gak matre tapi kok suami selingkuh juga?" halah... teuing dah..

No comments: